Parade Kostum Adat Nusantara, Guru MTsN 5 Kebumen Kenakan Paikaian Adat Aceh Besar

Kebumen – Ada tampilan menarik dari kalangan guru pada Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di MTsN 5 Kebumen. Upacara yang digelar pada Jumat (28/10) ini mengikuti pedoman pelaksanaan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022 dari Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia.

Dalam dokumen tersebut disebutkan peserta menggunakan pakaian adat daerah nusantara. Menanggapi poin ini, Supami selaku wakil kepala madrasah bidang kesiswaan menyiasati untuk peserta didik yang menggunakan pakaian adat hanya perwakilan saja. Untuk guru disepakati seluruhnya mengenakan pakaian adat.

Pada akhir upacara, dilaksanakan parade pakaian adat. Parade ini menampilkan perwakilan kelas yang berpakaian adat dengan didampingi wali kelas masing-masing. Di depan peserta didik yang berpakaian adat, disiapkan barisan bapak dan ibu guru maupun karyawan yang juga mengenakan pakaian adat yang dipimpin oleh kepala madrasah.

Dari penampilan peserta didik, beberapa peserta didik putri mengenakan kebaya dan juga baju pengantin adat Jawa. Begitu pula peserta didik putra yang juga mengenakan beskap lengkap dengan blangkonnya. Ada beberapa peserta didik putra yang tidak mengenakan beskap karena mengambil tema adat Betawi dan adat Bali.

Pada barisan guru tampak penampilan yang mencolok dari Abdul Kharis dan Tasiran. Di saat guru yang lain berada pada zona nyaman yaitu mengenakan pakaian adat Jawa dan pakaian adat khas Kebumen, Abdul Kharis mengenakan kostum adat putra dari daerah Aceh Besar lengkap dengan mahkota emas dengan hiasan bunga-bunga merah. Sementara Tasiran mengenakan pakaian adat putra Melayu lengkap dengan peci yang warnanya senada dengan setelan bajunya.

Kharis menjelaskan filosofi dari kostumnya yaitu bahwa Aceh adalah serambi mekahnya Indonesia, jadi sebagian yang kita pakai keseharian sudah bisa untuk unsur utama/pelengkap pakaian adat Aceh yaitu baju koko dan peci.

“Untuk variasi pakaian adat yang dipakai di madrasah, perkiraan saya jarang yang ngembari (menyerupai), karena yang dominan unsur Jawa, atau ada Bali. Insya Alloh jika ada lagi berpakaian adat, pakai yang lain terutama yang jarang terdengar”, tutur Kharis.

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.