Internet dan Manusia Abad 21

Hari gini, siapa yang kagak kenal ama internet dan media sosial? Mungkin yang tidak kenal itu orang yang hidupnya didalam gua atau tertidur selama 50 tahun terakhir kali ya??? Internet merupakan teknologi pembeda antar abad 20 dan 21,soalnya di muncul di penghujung abad 20 tapi ramai digunakan di awal abad 21 iya kan? dengan internet, manusia yang hidup di abad 21 ini seolah-olah tak lagi ada dibatasi sekat-sekat fisik dan letak geografis.

Bayangin aja dunia serasa mengecil gitu. Gimana gak kecil karena nyaris di semua tempat di muka Bumi —bahkan juga di luar Bumi— bisa dihubungkan. Di internet, tak ada bedanya apakah seseorang hidup di tengah kota atau di dalam hutan atau di gurun pasir. Asal ada koneksi ke internet, semua manusia bisa saling terhubung satu sama lain (nyaris) secara instan.

Namun dampak internet baru benar-benar merevolusi budaya manusia abad 21 sejak diciptakannya perangkat ponsel pintar (smartphone) dan aplikasi media sosial. Sebelum ada ponsel pintar, untuk bisa terhubung ke internet, manusia harus mendatangi terminal komputer yang telah dihubungkan ke internet (biasanya melalui kabel). Sejak adanya ponsel pintar yang didukung teknologi komunikasi nirkabel, internet hadir setiap saat dalam genggaman manusia sehingga memungkinkan manusia terhubung ke internet kapan saja dan dari dimana saja. Tak ada lagi jarak dan tak ada lagi jeda.

Media sosial adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melalui internet. Sebelum ada aplikasi media sosial, untuk bisa menyampaikan informasi di internet, seseorang harus tahu tetek-bengek teknis publikasi informasi dengan teknologi internet seperti menyediakan server web dan menyusun dokumen HTML, yang tentu bukan hal mudah bagi orang awam. Dan masih ada lagi kendala berupa biaya. Media sosial menyederhanakan segala kerumitan tersebut sedemikian hingga orang awam sekali pun bisa bertukar informasi melalui internet. Pengguna media sosial bisa menciptakan, menyunting, dan menyebarkan informasi dalam berbagai bentuk, mulai dari teks, gambar, suara, hingga video, dengan sangat mudah. Dan semua itu bisa digunakan secara gratis.

Secara umum ada tiga jenis media sosial, yaitu:

1. Media sosial berbasis situs web, biasa dikenal dengan istilah web log atau blog. Media sosial jenis ini seperti rumah bagi penggunanya, menjadi semacam pengejawantahan suatu entitas (pribadi atau kelompok) secara terbuka kepada publik di internet. Bedanya dengan situs web biasa, blog memungkinkan untuk saling berbagi atau menautkan informasi lintas blog dengan adanya fitur seperti pingback, follow, atau reblog. Ada banyak layanan blog yang siap pakai dan gratis, antara lain blogspot.com, wordpress.com, tumblr.com, serta masih banyak lainnya.

2. Media sosial berbasis jejaring dan aliran informasi. Informasi yang ditampilkan adalah informasi yang sedang dibagikan oleh penggunanya dalam suatu jejaring yang sama. Jejaring informasi yang disediakan beragam, ada yang berbasis pertemanan, berbasis topik atau tema tertentu, berbasis berita atau kabar, dan sebagainya. Karena berbasis jejaring, jangkauan informasi di media sosial jenis ini relatif lebih sempit daripada yang berbasis situs web, namun dengan interaksi yang lebih dekat. Ada banyak layanan media sosial jenis ini, yang terkenal antara lain facebook.com (pertemanan), plus.google.com (kenalan), twitter.com (berita), linkedin.com (profesi), serta masih banyak lainnya.

3. Media sosial berbasis obrolan waktu-nyata atau disebut juga realtime chat. Media sosial jenis ini adalah yang paling pendek jangkauannya namun paling dekat interaksinya karena bisa langsung berbincang pribadi ke pribadi dan lebih tertutup. Ada banyak layanan obrolan internet, antara lain BBM (BlackBerry Messenger), FBM (Facebook Messenger), WhatsApp, WeChat, LINE, Telegram, Skype, dan masih banyak lagi lainnya.

Sebagaimana sejarah telah membuktikan, teknologi pada dasarnya bersifat netral. Bagaimana manusia memanfaatkannya yang menjadikan suatu teknologi bernilai baik atau buruk. Sejarah pun menunjukkan bahwa peradaban manusia semakin berkembang dan maju berkat penemuan-penemuan teknologi. Demikian juga internet dan media sosial yang saat ini telah merambah nyaris setiap ceruk kehidupan manusia, mulai dari sosial, budaya, sosial, politik, ekonomi, industri, dan tentu saja komunikasi. Teknologi komputasi, khususnya pada perangkat bergerak, berkembang sangat pesat hanya dalam satu dekade awal abad 21 dan nampaknya masih akan terus berkembang cepat. Perkembangan terakhir adalah munculnya teknologi IoT (internet of things) yang berusaha menghubungkan seluruh perangkat elektronik yang digunakan manusia ke internet. Barangkali bukan hal yang tak mungkin jika suatu saat kelak —bisa jadi dalam waktu yang tak terlalu lama— manusia sendiri bisa terhubung langsung ke internet melalui teknologi tanam (electronic implant).

Manusia yang lahir di awal abad 21 saat ini kadang disebut juga sebagai “generasi jempol” atau “generasi menunduk” karena begitu tergantungnya mereka pada internet dan ponsel pintar. Bahkan telah muncul fenomena ketergantungan internet secara berlebihan (internet addict) khususnya di kalangan pengguna media sosial. Hampir seluruh waktu mereka disibukkan bermain internet dengan posisi kepala menunduk dan jempol-jempol yang menari lincah di atas ponsel mereka. Sebagian besar kegiatan sehari-hari mereka rekam dan sebarkan di media sosial.

Di era internet ini, salah satu paradigma abad 19 dan 20 dimana penguasa informasi adalah penguasa yang sesungguhnya, menjadi tak berlaku lagi di abad 21. Karena dengan internet dan media sosial, informasi telah sepenuhnya menjadi milik publik, tak bisa lagi dikendalikan oleh salah satu pihak atau sebagian golongan saja. Runtuhnya kekuasaan informasi oleh konglomerasi media massa baik di tingkat lokal maupun internasional menjadi buktinya. Kejayaan mereka telah ditumbangkan oleh keberadaan media sosial. Berkat media sosial, kini semua orang bisa menjadi sumber informasi, atau disebut sebagai jurnalisme warga, bersaing langsung dengan media-media massa konvensional. Bahkan media-media konvensional kini mulai merujuk pada sumber-sumber informasi dari jurnalisme warga di media sosial. Walaupun mungkin tak seheboh revolusi Perancis di akhir abad 18, ini adalah sebuah revolusi sosial yang cukup besar dampaknya dan akan membentuk wajah peradaban manusia di abad 21.

Salah satu contoh nyatanya adalah peristiwa revolusi Mesir pada tahun 2011. Peran internet dan media sosial dalam peristiwa itu sangat besar dan penting. Salah satu bidang yang tak luput dari pengaruh internet dan media sosial adalah dunia pendidikan. Dampaknya pada dunia pendidikan walaupun saat ini belum terasa besar, namun tak bisa pula diremehkan. Sebagian teknologi diserap manusia secara bertahap, seperti efek bola salju, kecil di awal namun semakin membesar secara berlipat ganda seiring berjalannya waktu. Demikian juga dampaknya terhadap dunia pendidikan di negara kita. Bagaimana dampaknya? #Let's be smart

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.